Karakteristik, desain, perbedaan dan persamanaan penelitian kual dan kuan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebuah penelitian yang dilakukan haruslah dengan mengetahui jenis
penelitian tersebut, dengan mengetahui jenisnya maka seorang peneliti dapat
melaksankan penelitian dengan baik yang didukung dengan pengetahuan tentang
karakter dan desain jenis penelitian. Ada dua jenis penelitian Ilmiyah yang
biasanya dilakukan oleh seorang peneliti yakni penelitian Kuantitatif dan
penelitian Kualitatif. Salah satu sub makalah ini membahas tentang
Karakteristik dan Desain Penelitian Kulitatif dan Kuantitatif.
Selain karakteristik dan desain penelitian seorang peneliti atau
pendidik, dituntut uantuk memahami kesamaan dan perbedaan jenis penelitian,
dimana penelitian yang dimaksud adalah penelitian kuntitatif dan penelitian
kualititatif, sehingga dalam penyususan dan penulisan makalah ini, penulis
menyertakan beberapa perbedaan dan kesamaan penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja karakter penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
2.
Apa saja desain penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif?
3.
Apa perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif?
4.
Apa kesamaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif?
C.
Tujuan
1.
Menyebutkan karakter penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif
2.
Menyebutkan desain penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
3.
Menyebutkan perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif
4.
Menyebitkan kesamaan penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik dan Desain Penelitian Kualitatatif
Denzin dan Lincoln (1994) mendeskripsikan penelitian kualitatif
sebagai metode-metode yang berfokus pada penyertaan sebuah interpretasi,
pendekatan naturalistic pada subjek yang diteliti.
Schreiber (2011) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai
penyelidikan terhadap pengalaman hidup yang dikembangkan dari berbagai kriteria
tentang goodness dan kecenderungan melalui aktivitas penelitian.
Karakteristik penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut (Creswell, 2012):
1)
Mengeksplorasi suatu masalah dan mengembangkannya pada sebuah pemahaman
yang mendetail terhadap suatu fenomena
2)
Penggunaan literatur memiliki peran yang kecil dan hanya sebatas
dijadikan dasar suatu masalah
3)
Menyatakan tujuan dan rumusan masalah secara umum (dan berdasarkan
pengalaman)
4)
Data dikumpulkan dari sejumlah kecil sumber
5)
Data dianalisis menggunakan analisis teks dan interpretasi makna
dari temuan yang didapat.
6)
Laporan dituliskan menggunakan struktur dan kriteria evaluative
yang fleksibel, dan menyertakan pandangan subjektif dari peneliti
Terdapat
dua desain metodologi kualitatif yaitu interaktif dan non interaktif:
1. Desain Penelitian Interaktif
Desain ini menekankan pada hubungan yang dijalin dengan objek yang
diteliti, face-to-face. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam
desain ini antara lain etnografi, fenomenologi, studi kasus, grounded theory,
dan critical studies.
a. Etnografi
Awalnya dikembangkan di bidang antropologi, etnografi adalah seni
dan ilmu untuk menggambarkan suatu kelompok atau budaya. Pendekatan ini
bertujuan untuk memahami budaya menurut sudut pandang dari perspektif pelaku
didalamnya dan juga menangkap kesehariannya. Bowling (1997) mendeskripsikan
etnografi mempelajari orang-orang pada lokasi dimana mereka tinggal dan
menyajikan deskripsi tentang kehidupan sosial, nilai-nilai, kepercayaan, serta
kebiasaan menggunakan metode kualitatif seperti observasi, interview tak
terstruktur, serta review dan analisis dokumen. Pendekatan ini membutuhkan
waktu yang intensif di lapangan.
b. Fenomenologi
Fenomenologi pada awalnya berfokus pada inti dari fenomena yang
dikembangkan dari kesadaran seseorang. Sebagai sebuah pendekatan penelitian,
fenomenologi digunakan untuk mempelajari perkembangan pola makna dari fenomena
dalam kehidupan orang-orang. Pendekatan ini membutuhkan kemampuan untuk
mendeskripsikan secara berkelanjutan dan mendetail tentang hubungan dari
beberapa pengalaman yang dimiliki oleh orang-orang, untuk diambil inti atau
makna darinya. Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
terhadap individu tertentu, kebalikan dari etnografi yang berfokus pada budaya
suatu kelompok.
c. Studi Kasus
Pendekatan ini merupakan kumpulan dari informasi yang sistematis
tentang seseorang, kelompok atau komunitas, keadaan sosial, atau susunan
peristiwa untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam terhadapnya. Pendekatan
ini dibatasi oleh waktu dan tempat.
d. Grounded Theory
Pendekatan ini selalu menangkap sebuah proses yang menjawab
pertanyaan “apa yang terjadi disini?”. Grounded Theory adalah pendekatan yang
sistematis dan teliti untuk mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah penjelasan yang dapat meningkatkan
pemahaman kita terhadap fenomena sosial dan psikologis.
e. Critical Studies
Pendekatan ini diambil dari pandangan teoritis bahwa pengetahuan
itu merupakan suatu hal yang subjektif. Bisa dikatakan, kita hanya tahu apa
yang kita tahu dari budaya kita, lingkungan kita, dan keseluruhan pengalaman
kita. Critical Studies menggunakan cakupan metode yang luas, termasuk di
dalamnya metode kuantitatif dan kualitatif non-interaktif. Yang utama dalam
pendekatan ini adalah pemahaman yang mendalam dan pengembangan terhadap suatu
rubric yang digunakan.
2. Desain Penelitian Non-Interaktif
Dalam desain ini, secara khusus tidak ada hubungan yang dijalin dengan
objek penelitian, tetapi terkadang interaksi juga terjadi pada pendekatan
analisis historis. Pendekatan yang dipakai dalam desain ini ada dua yakni content
analysis dan historical analysis.
a.
Content Analysis
Pendekatan ini menjelaskan secara mendetail konten / kandungan dari
sebuah bagian khusus dari materi. Tujuannya untuk mengidentifikasi pola atau
tema dalam sebuah materi. Mayoritas analisis konten terjadi pada media cetak
atau film.
b.
Historical Analysis
Pendekatan ini menyediakan penjelasan yang mendalam dari
sumber-sumber primer untuk memahami makna dari sebuah peristiwa. Pendekatan ini
mencoba menjelaskan anggapan yang dipegang erat oleh orang-orang saat ini
dengan kenyataan yang terjadi di masa lampau.
B.
Karakteristik dan Desain Penelitian Kuntitatif
Menurut Gall et al (2003) Penelitian kuantitatif hampir sama dengan
penelitian positivis, yang didasarkan pada asumsi bahwa lingkungan sosial
merupakan realitas yang tidak terikat dan relatif konstan pada waktu dan
pengaturannya. Jenis penelitian ini mengembangkan pengetahuan dengan
mengumpulkan data numerik tentang perilaku sampel yang dapat diamati dan
kemudian menjadikan data ini sebagai analisis numerik. Penelitian kuantitatif
berfokus pada kebenaran objektivitas, mengukur fenomena yang sedang diselidiki
dengan menetapkan angka sebagai gagasan yang menarik.
Karakteristik penelitian kuantitatif (Creswell, 2012):
1)
Mendeskripsikan penelitian melalui penjelasan hubungan antar
variabel
2)
Penelitian dibangun berdasarkan literatur sebagai bahan untuk
menentukan tujuan, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian
3)
Penentuan tujuan, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian yang
lebih spesifik, rinci, dapat dihitung dan dapat diobservasi
4)
Mengumpulkan data numerik dari kelompok besar menggunakan
pertanyaan dan angket respons
5)
Menghubungkan variabel dengan menggunakan analisis statistika dan
menginterpretasikan hasil dengan cara membandingkan dugaan dan penelitian yang
terdahulu
6)
Menuliskan laporan penelitian dengan menggunakan standar penulisan
karya ilmiah.
Terdapat dua
desain metodologi kuantitatif yaitu eksperimental dan non-experimental:
1.
Desain Penelitian Eksperimen
Studi eksperimental mencakup beberapa komponen umum yaitu
true-experimental, quasi-eksperimental, subjek tunggal, dan preexperimental.
Penelitian eksperimental menggunakan variabel bebas yang diperlakukan kepada
peserta dalam penelitian, contoh sebuah penelitian pembelajaran dilakukan
dengan memberikan perlakuan dengan menggunakan metode A dan metode B untuk dua
kelompok yang berbeda. Hal ini disebut sebagai sebuah manipulasi eksperimen,
dan peserta dikelompokkan dalam sebuah kelompok eksperimen atau non-eksperimen/kontrol.
Desain
penelitian eksperimen meliputi beberapa jenis, yaitu :
a.
True-Experimental
Desain True-Experimental melibatkan penugasan acak dari
masing-masing peserta ke dalam sebuah kelompok penelitian. Tujuan utama dari
penugasan acak adalah membatasi perbedaan yang sudah ada sebelumnya di antara
kelompok. Contoh, Bu Rini mengajar di kelas A menggunakan model pembelajaran
kooperatif, sedangkan di kelas B menggunakan model inkuiri terbimbing. Meskipun
Kelas A dan B diberi model pembelajaran berbeda tetapi penugasannya sama, kelas
A dan B diberi tugas acak, pretest, dan post-test.
Penugasan
Acak |
Kelompok
Experimen |
Pretest |
Ada Perlakuan |
Post Test |
Penugasan
Acak |
Kelompok Kontrol |
Pretest |
Tidak ada
perlakuan |
Post Test |
b.
Quasi-Eksperimental
Desain quasi-eksperimental tidak memiliki penugasan acak. Istilah
umum dari kelompok peserta untuk jenis ini adalah utuh. Contoh, Bu Maya
memberikan pretest kepada kelas X dan Y, kemudian kelas X diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif, sedangkan kelas Y diajar menggunakan
model inkuiri terbimbing. Selanjutnya post-test diberikan. Pretest
digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa. Kemudian dapat dibandingkan
model pembelajaran mana yang mendapatkan nilai post-test lebih tinggi.
Group
Experimen |
Pretest |
Ada Perlakuan |
Post-test |
Group Kontrol |
Pretest |
Tidak Ada
Perlakuan |
Post-test |
c.
Subjek Tunggal
Terkadang tidak mungkin untuk meneliti sebuah kelompok besar atau
kelompok dengan peserta yang sedikit menggunakan desain true-experimental atau
quasi-experimental. Jika hal ini terjadi, para peneliti menggunakan desain
subjek tunggal. Misalnya, seorang guru ingin meneliti pengaruh pemberian hadiah
untuk mengurangi siswa yang tidak mengerjakan PR. Pada pertemuan pertama guru
menghitung siswa yang tidak mengerjakan PR sebanyak sepuluh anak. Setelah
diberi hadiah bagi yang mengerjakan PR maka, pada pertemuan kedua siswa yang
tidak mengerjakan PR berkurang menjadi delapan anak, pada pertemuan ke tiga
yang tidak mengerjakan PR menjadi lima anak. Kemudian guru mempresentasikan
hasil pada diagram garis.
d.
Preexperimental
Desain preexperimental tidak memiliki inti dari penelitian
eksperimental, tugas acak, dan manipulasi langsung dari satu variabel bebas.
Oleh karena itu, desain preexperimental dapat digunakan dalam literatur seperti
deskriptif, eksploratif, korelasional, atau percontohan.
2.
Desain Penelitian Non-Eksperimental
Desain
penelitian non-eksperimen meliputi beberapa jenis, yaitu :
a.
Deskriptif
Penelitian deskriptif menjelaskan beberapa fenomena menggunakan
angka untuk membuat sebuah gambaran dari grup atau individu. Penelitian
deskriptif tidak memiliki variabel bebas. Misalnya, Pak Mamat mengumpulkan
informasi tentang jumlah siswa-siswi SMA X berdasarkan usia mereka, jenis
kelamin, etnis, jumlah kehadiran, status sosial ekonomi keluarga, dan
penggunaan bahasa keseharian di rumah untuk menggambarkan karakteristik
siswa-siswi SMA X.
b.
Komparatif
Penelitian komparatif membahas dan membandingkan perbedaan antara
dua kelompok atau lebih. Tidak ada variabel bebas. Desain penelitian komparatif
adalah perpanjangan dari penelitian deskriptif yang menjelaskan mengenai sebab
akibat. Contoh, teman Pak Mamat, yang bernama Ibu Indah adalah seorang psikolog
di sekolah bilingual (SMA Y) di mana siswa-siswi dan guru SMA Y berbicara
bahasa Inggris 90% di hari sekolah. Siswa-siswi SMA Y secara keseluruhan,
mungkin secara deskriptif berbeda dari segi usia, jenis kelamin, etnis, jumlah
kehadiran, status sosial ekonomi keluarga, budaya asal, dan penggunaan bahasa
sehari-hari di rumah. Dengan mengumpulkan data siswa-siswi, Pak Mamat (SMA X) dan
Ibu Indah (SMA Y) dapat dijabarkan secara deskriptif dan dibandingkan persamaan
dan perbedaan antara SMA X dengan SMA Y sehingga di peroleh ciri khas dari
kedua sekolah tersebut.
c.
Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menilai besarnya
(ukuran mutlak antara nol dan satu) dan jenis hubungan (positif atau negatif)
antara dua variabel atau lebih. Penentuan besarnya hubungan menggunakan tes
statistik. Dalam studi korelasional, Anda mungkin memperhatikan Pak Mamat dan Ibu
Indah mencari tahu hubungan antara jumlah kehadiran dengan status sosial
ekonomi. Mungkin mereka menemukan bahwa ketika jumlah kehadiran siswa SMA X dan
SMA Y meningkat dikarenakan status sosio ekonomi menurun. Hanya itu yang bisa
dijelaskan dari kasus ini, dengan kata lain, ada yang negatif dan ada yang
positif (satu meningkat sementara yang lain menurun) hubungan antara kehadiran
dan sosio ekonomi.
d.
Survei
Kuesioner dan wawancara adalah instrumen pilihan untuk metode ini.
Survei fleksibel untuk berbagai tujuan, survei digunakan untuk menggambarkan
sikap, kebiasaan membeli, pemilihan suara/voting, dan jenis fenomena lainnya.
Secara umum, banyaknya jumlah peserta diperlukan pada penelitian survei untuk
menarik kesimpulan tentang minat populasi. Contoh penelitian survei adalah saat
pemilihan umum presiden, kita sering memperhatikan hasil pemilihan suara
terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden, dan hasil ini merupakan
hasil penelitian survei yang sederhana.
e.
Ex Post Facto
Dari bahasa Latin, ex post facto berarti '‘apa yang dilakukan
sesudahnya.’ Metodologi ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis data yang
diperoleh untuk menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu. Tidak ada variabel
bebas dan tugas acak dalam metodologi ini. Contoh, perbandingan nilai tes siswa
dengan jenis sertifikasi guru. Jadi banyaknya jenis sertifikasi guru yang baik
dibanding jenis sertifikasi yang kurang baik mempengaruhi nilai tes siswa,
nilai tes siswa bagus jika jenis sertifikasi guru yang baik jumlahnya lebih
banyak daripada jenis sertifikasi guru yang kurang baik.
f.
Analisa Data Skunder
Analisis data sekunder adalah analisis yang dilakukan oleh peneliti
terhadap data yang telah ada pada penelitian sebelumnya. Selama 30 tahun
terakhir, banyak data yang tersedia dan telah melahirkan banyak artikel
penelitian, tetapi analisis data sekunder tidak dianjurkan untuk penelitian
kuantitatif.
C.
Persamaan Penelitian Kualitatif Dan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki kesamaan. Kedua
penelitian tersebut sama-sama dilakukan untuk menemukan ‘sesuatu’ (Schreiber,
2011). Hal ini menunjukkan bahwa baik penelitian kualitatif maupun penelitian
kuantitatif dilandasi oleh rasa keingintahuan seorang peneliti terhadap suatu
fenomena. Selain itu, penelitian kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan
mengikuti enam tahapan dalam penelitian, yaitu mengidentifikasi masalah,
mengkaji literatur, menentukan tujuan penelitian, mengumpulkan data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta melaporkan dan mengevaluasi
penelitian (Creswell, 2012).
D.
Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
Tabel 1.
Perbedaan Karakteristik antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
Penelitian Kualitatif |
Penelitian Kuantitatif |
Mengasumsikan realitas sosial yang
objektif |
Mengasumsikan bahwa realitas dibangun
oleh masyarakat yang ada di dalamnya |
Berasumsi
bahwa realitas sosial relatif konstan terhadap waktu dan kondisi |
Berasumsi
bahwa realita sosial dibangun secara terus menerus sesuai kondisi sekitar |
Mengambil sikap objektif, terpisah
dengan peserta penelitian dan pengaturannya |
Secara personal terlibat dengan
penelitian, untuk berbagi sudut pandang dan mengasumsi sikap |
Mempelajari
populasi atau sampel yang mewakili populasi |
Studi kasus |
Mempelajari perilaku dan fenomena lain
yang dapat diamati |
Mempelajari makna yang diciptakan
individu dan fenomena lainnya |
Mempelajari
tingkah laku manusia di alam dan kondisi yang dibuat |
Memperlajari
tingkah laku manusia di alam |
Menganalisis realita sosial ke dalam
variabel |
Melakukan pengamatan
menyeluruh terhadap seluruh konteks dimana kejadian sosial terjadi |
Menggunakan data dan teori yang ada sebelumnya untuk menentukan
data apa yang akan dikumpulkan |
Menemukan konsep dan teori setelah data dikumpulkan |
Menghasilkan data numerik untuk
mewakili lingkungan sosial |
Menghasilkan data bergambar
dan lisan untuk mewakili lingkungan sosial |
Menggunakan
metode statistik untuk menganalisis data |
Menggeneralisasi
temuan kasus dengan mencari kasus lainnya yang serupa |
Menyiapkan laporan yang adil
dan objektif dari temuan penelitian |
Menyiapkan laporan interpretatif yang
menrefleksikan konstruksi data peneliti dan kesadaran bahwa pembaca akan
membentuk konstruksi mereka sendiri dari apa yang dilaporkan |
(Gall et al, 2003)
Berikut ini kesamaan dan perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif berdasarkan proses penelitian (Creswell,
2012):
1.
Masalah Penelitian
Penelitian kualitatif dan
kuantitatif sama sama menggunakan 6 langkah penelitian. Ada sedikit perbedaan
pada bagian pengantar, dimana dalam penelitian kuantitatif, bagian masalah
penelitian digunakan untuk mengarahkan jenis pertanyaan atau hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif, masalah penelitian
biasanya digunakan untuk menentukan pentingnya ide pokok.
2.
Pengumpulan Data
Kesamaan pada bagian pengumpulan data adalah kedua penelitian sama
sama mengumnakan pendekatan yang mirip, seperti interview dan observasi. Tetapi
pada penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan yang lebih tertutup dimana
peneliti mengidentifikasi kategori respon (misalnya sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dll). Sedangkan penelitian kualitatif, menggunakan pendekatan
yang lebih terbuka seperti bertanya perntanyaan yang umum pada peserta.
3.
Analisa Data
Pada penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan analisis
statistika dalam bentuk numerik. Pada penelitian kualitatif, menggunakan
kata-kata dan gambar. Peneliti menganalisa kata-kata untuk mengelompokan dalam
pemahaman yang lebih luas seperti kode, kategori dan tema. Format laporan yang
digunakan berbeda, struktur format penelitian kuantitatif menggunakan format
pengenalan, tinjauan pustaka, metode, hasil dan bagian kesimpulan.sedangkan
format pada penelitian kualitatif, lebih terbuka seperti cerita, kutipan
peserta dan refleksi diri peneliti.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karakteristik
penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1.
Mengeksplorasi suatu masalah dan mengembangkannya pada sebuah
pemahaman yang mendetail terhadap suatu fenomena
2.
Penggunaan literature memiliki peran yang kecil dan hanya sebatas
dijadikan dasar suatu masalah
3.
Menyatakan tujuan dan rumusan masalah secara umum (dan berdasarkan
pengalaman)
4.
Data dikumpulkan dari sejumlah kecil sumber
5.
Data dianalisis menggunakan analisis teks dan interpretasi makna
dari temuan yang didapat.
6.
Laporan dituliskan menggunakan struktur dan kriteria evaluative
yang fleksibel, dan menyertakan pandangan subjektif dari peneliti
Karakteristik
penelitian kuantitatif:
1.
Mendeskripsikan penelitian melalui penjelasan hubungan antar
variable
2.
Penelitian dibangun berdasarkan literatur sebagai bahan untuk
menentukan tujuan, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian
3.
Penentuan tujuan, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian yang
lebih spesifik, rinci, dapat dihitung dan dapat diobservasi
4.
Mengumpulkan data numerik
dari kelompok besar menggunakan pertanyaan dan angket respons
5.
Menghubungkan variabel dengan menggunakan analisis statistika dan
menginterpretasikan hasil dengan cara membandingkan dugaan dan penelitian yang
terdahulu
6.
Menuliskan laporan penelitian dengan menggunakan standar penulisan
karya ilmiah
Kesamaan dan perbedaan penelitian
kualitatif dan kuantitatif berdasarkan proses penelitian terletak pada: Masalah
Penelitian, Pengumpulan data dan Analisa data.
B.
Saran
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian kuantitatif, penulis menyadari bahwa penyususnan dan penulisan
makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga penulis mengharapakan kritik
dan saran pembaca guna untuk meningkatkan pengetahuan dan terciptanya penulisan
yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R. 2003. Educational
Research, An Introduction (7th edition). Boston: Pearson
Education, Inc.
Creswell, J.W. 2012. Educational research: planning, conducting,
and evaluating quantitative and qualitative research, (4thedition).
Boston: Pearson Education, Inc.
J. Schreiber,
Kimberly Asner.2011. Self-Educational Research -John Wiley & Sons.
Komentar
Posting Komentar