Draft Proposal Metode Penelitian Kuan
A.
Judul
Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa
Berbasis POE dan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Pada Topik Hukum Newton
tentang Gerak
B.
Latar Belakang
Sebagian besar materi fisika berupa konsep. Konsep adalah
suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus (Slavin,
2008:215). Untuk memahami konsep-konsep fisika diperlukan adanya media
pembelajaran yang dibutuhkan pengajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan mahasiswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan Pendidikan
dengan baik maka diperlukan sebuah media yang baik pula.
Selama ini penyampaian materi fisika di kelas terkesan
hanya satu arah saja, karna metode yang digunakan seorang dosen kebanayakan
menggunakan metode ceramah yang terkesan hanya memberikan informasi kepada
mahasiswa dan beberapamahasiswa merasa waktu belajar sangat terbatas sehingga
ada beberapa hal yang tertinggal dalam penjelsan dosen, agar hal itu tidak
terjadi penulis merasa harus ada Lembar Kerja Mahasiswa dimana LKM ini yang
akan menunjang suksesnya proses belajar mengajar.
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) harus berbeda dengan Lembar
Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) akan di rancang dalam bentuk
LKM yang berbasi POE (Prediction, Observation and
Explanation). Dengan adanya Lembar Kerja
Mahasiswa (LKM) Mahasiswa tidak lagi terbatas oleh waktu dalam kelas karna
mahasiswa dapat belajar mandiri dengan mengguna LKM sebagai panduan belajar.
C.
Rumusan
Masalah/Tujuan Penelitian
Rumusan
masalah dari tujuan ini adalah bagaiamana pengaruh lembar kerja mahasiswa
berbasis POE (Prediction, Observation and Explanation) terhadap
kemempuan berfikir Mahasiswa pada materi Hukum Newton Tentang Gerak.
D.
Kerangka Teori
Fisika merupakan pengetahuan alam yang berguna untuk
menjelaskan bermacam fenomena dan menjadi dasar untuk memecahkan permasalahan
fisis, sehingga pemahaman konsep fisika oleh peserta didik harus memadai (Taqwa
et al, 2017). Untuk mencapai hal tersebut dilakukan dengan serangkaian
kegiatan ilmiah seperti melakukan kegiatan observasi, membuat hipotesis,
melakukan kegiatan eksperimen, menganalisis data yang diperoleh, sampai kepada
menyampaikan temuan. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut untuk
aktif mencari pengetahuannya sendiri melalui kegiatan ilmiah sebagai mana
ilmuan bekerja.
Kendati
siswa/mahasiswa harus berperan aktif, namun peranan guru/dosen dalam
mengarahkan proses pembelajaran juga penting. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menyusun Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) untuk panduan
proses pembelajaran mahasiswa. Sama halnya dengan panduan untuk belajar siswa
(Lembar Kerja Siswa atau LKS), LKM merupakan lembaran-lembaran yang berisikan
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri maupun
berkelompok agar mereka dapat memperoleh pengetahuan maupun keterampilan yang
harus dikuasai oleh mereka (Fitriyati et al, 2013). Penggunaan LKM dalam
perkuliahan ini sesuai dengan hakikat pembelajaran fisika yang mengacu pada
proses, bukan sekedar hasil akhir atau produk semata (Maharani et al,
2015).
Berdasarkan pada
analisis kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara, mahasiswa cenderung
menginginkan pembelajaran yang lebih bervariasi, tidak hanya sekedar
pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah. Selain membosankan, jika
pembelajaran yang hanya sekedar menggunakan metode ceramah maka topik yang
disampaikan akan lebih cepat lupa (Miswadi et al, 2010). LKM berbasis
POE dikembangkan untuk mampu mengajak mahasiswa lebih aktif dan mampu berlatih
untuk dapat berpikit kritis. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis ini
penting karena melalui berpikir kritis, siswa dilatih untuk mengamati keadaan,
memunculkan pertanyaan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan kemudian
mengenalisis hingga menarik kesimpulan (Wahyuni, 2015).
Berpikir kritis
dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menganalisis ide maupun gagasan menuju
kepada arah yang lebih spesifik; membedakan secara tajam; memilih,
mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke arah yang lebih baik.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa sangat beragam, bergantung pada kempuan
kognitif berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh sebelumnya. Selain itu,
kemampuan berpikir kritis juga dipengaruhi oleh intensitas latihan mahasiswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Anggraini et al, 2017).
Berpikir kritis ini penting untuk dilatih untuk mempersiapkan lulusan agar siap
bersaing dalam mengisi pasar kerja, karena mengingat tantangan kedepan yang
semakin berat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Nurhudayah et
al, 2016). Pada topik fisika, khususnya topik Mekanika merupakan salah satu
topik yang penting untuk mendapat perhatian penelitian.
Dengan integrasi
POE, mahasiswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan berkualitas (Hidayah
dan Yuberti, 2018). Selain itu, implementasi media pembelajaran berbasis POE
ini menggiring mahasiswa untuk memahami fisika secara lebih bermakna.
Diharapkan dengan implementasi LKM berbasis POE ini pengetahuan mahasiswa tidak
dalam bentuk resource (Hammer, 1996, 2000; Rivaldo et al, 2018;
Taqwa dan Pilendia, 2018; Taqwa et al, 2017), namun menjadi body of
knowledge yang koheren. Dengan POE pula siswa dapat mempertajam
keterampilan proses sains (Rozana et al, 2018). Hal tersebut bermuara
pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa (Marcella et al, 2018).
Oleh karenanya, penyusunan dan implementasi LKM dengan mengintegrasikan POE
dapat dijadikan upaya untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran fisika.
E.
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan
yang bertujuan untuk menghasilkan inovasi produk bahan ajar berupa lembar kerja
mahasiswa pada perkuliahan Fisika Dasar 1 untuk melatih berpikir kritis
mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE (Aldobie, 2015;
Fitriastuti et al, 2018). Model ADDIE dibagi ke dalam 5 fase, yaitu: 1)
Analisi (Analyze), 2) Perencanaan (Design), 3) Pengembangan (Development),
4) Implemntasi (Implementation), 5) Evaluasi (Evaluation). Pada
tahap pertama, kegiatan analisis dilakukan untuk mengkaji fakta lapangan. Hal
tersebut berguna untuk menganalisis kebutuhan pengembangan, melihat kekuatan
dan kelemahan untuk memaksimalkan produk yang akan dikembangkan. Pada tahap
kedua, berdasarkan analisis awal yang telah dilakukan kemudian dilakukan
rancangan awal LKM berbasis POE. Setelah selesai dikembangkan, pada tahap kedua
produk awal dilakukan koreksi oleh tim ahli. Berdasarkan hasil expert
judgement tersebut dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan produk. Setelah
direvisi, pada tahap ketiga LKM berbasis POE ini dilakukan uji terbatas
sekaligus implementasi awal. Pada tahap ini, produk diimplementasikan pada
pengguna terbatas dan kemudian dinilai menurut pandangan pengguna. Berdasarkan
penilaian dan implementasi tersebut, kemudian dilakukan evaluasi untuk
melakukan perbaikan-perbaikan untuk penyempurnaan produk.
Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa yang sedang
menjalani perkuliahan Fisika Dasar 1 sebanyak 25 mahasiswa. Teknik pengumpulan
data untuk validasi menggunakan lembar validasi. Respon siswa pengumpulan data
menggunakan angket respon dan kemampuan berpikir kritis menggunakan tes.
Teknik analisis data yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat validitas LKM yang dikembangkan adalah sebagai berikut (Akbar, 2013):
·
Menghitung nilai validasi LKM yang diperoleh dari hasil
penilaian validator, yakni dengan menggunakan persamaan:
·
Menghitung nilai validasi LKM yang diperoleh dari
pengguna (uji terbatas) dengan menggunakan persamaan:
Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap LKM berbasis POE
yang telah dikembangkan dianalisis dengan menggunakan persamaan berikut (Bakri et
al, 2015).
Keterangan :
PRS : Persentase respon siswa (Mahasiswa)
SP : Skor perolehan
SM : Skor maksimum
Dalam penelitian ini, dilihat kemampuan berpikir kritis
mahasiswa setelah menggunakan Lembar Kerja Mahasiswa berbasis POE. Kemampuan berpikir kritis
mahasiswa diperoleh dari tes. Analisis data dilakukan melalui rekapitulasi
hasil tes kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dengan mencakup seluruh
indicator kemampuan berpikir kritis. Setelah itu menentukan persentase skor
pada tiap indikator.
F.
Daftar Rujukan
Akbar, S. (2013). Instrumen
Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Aldobie, N. (2015). ADDIE
Model. Merican International Journal of Contemporary Research, 5(6), 68–72.
Anggraini, S. A. P.,
Lesmono, A. D., dan Handono, S. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Fisika Berbasis POE Materi Gerak Harmonis Sederhana Di MAN. In
Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2017 (Vol. 2, pp. 1–6). Jember:
Universitas Negeri Jember.
Fitriyati, Kurniawan,
E. S., dan Ngazizah, N. (2013). Pengembangan LKS Fisika SMA Kelas X Semester II
dengan Website Online Berbasis Contextual Teaching Learning, 3(1), 7–11
Hammer, D. (1996).
More than misconceptions: Multiple perspectives on student knowledge and
reasoning, and an appropriate role for education research. American Journal
of Physics, 64 (10), 1316–1325. https://doi.org/10.1119/1.18376
Hidayah, A., dan
Yuberti. (2018). Pengaruh model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
terhadap keterampilan proses belajar fisika siswa pokok bahasan suhu dan kalor.
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 01 (1), 21–27.
Maharani, D.,
Prihandono, T., dan Lesmono, A. D. (2015). Pengembangan LKS
Multirepresentasi Berbasis Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Fisika Di SMA.
Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(3), 236–242.
Marcella, Z.,
Susanti, N., dan Dani, R. (2018). Analisis Hambatan Pelaksanaan Praktikum
IPA Terpadu Di SMPN 17 dan SMPN 19 Kota Jambi. Jurnal EduFisika, 3(2),
42–48.
Miswadi, S. S., Wijayati,
N., dan Farikhati, L. I. (2010). Pengaruh Penggunaan Metode Preview,
Question, Read, Summarize, and Test Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia, 4(1), 557–565.
Nurhudayah, M.,
Lesmono, A. D., dan Sabiki. (2016). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) dalam Pembelajaran Fisika SMA Di Jember (Studi pada
Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis). Jurnal
Pembelajaran Fisika, 5 (1), 82–88.
Rivaldo, L., Taqwa,
M. R. A., dan Taurusi, T. (2018). Resources Siswa SMA tentang Konsep Gaya
Archimedes. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, 6(3),
251–258. Retrieved from http://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/issue/view/114/showToc
Rozana, T., Jufrida, dan
Basuki, F. R. (2018). Penerapan model pembelajaran POE untuk meningkatkan
keterampilan proses sains kelas XI SMAN 11 Jambi. Jurnal EduFisika, 3(2),
66–80.
Slavin, Robert E.
(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks.
Taqwa, M. R. A., dan
Faizah, R. (2016). Perlunya Program
Resitasi untuk Meningkatkan
Kemampuan Mahasiswa dalam Memahami Konsep
Gaya dan Gerak. Pros. Semnas Pend.
IPA Pascasarjana UM,
12(1), 365–372.
Taqwa, M. R. A.,
Hidayat, A., dan Supoto. (2017). Konsistensi Pemahaman Konsep Kecepatan
dalam Berbagai Representasi. Jurnal Riset & Kajian Pendidikan Fisika, 4(1),
31–39. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12928/jrkpf.v4i1.6469.
Taqwa, M. R. A., dan
Pilendia, D. (2018). Kekeliruan Memahami Konsep Gaya , Apakah Pasti
Miskonsepsi ? Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Integrasinya, 01(02),
1–12.
Wahyuni, S. (2015). Pengembangan
Bahan Ajar IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP.
Jurnal Materi Dan Pembelajaran Fisika, 5 (2), 47–52.
Komentar
Posting Komentar