STATISTIK INFERENSIAL (ANAVA 2 ARAH)
Statistik Inferensial ANAVA 2 (Pertemuan 11)
Analysis of Variance (ANAVA/ANOVA)
merupakan analisis statistik yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dari
dua atau lebih sampel independen dan untuk menguji apakah perbedaan antara
rata-rata secara statistik signifikan (Ravid, 2011). ANAVA, yang dikembangkan oleh
R. A. Fisher pada awal 1920-an, dapat dianggap sebagai perluasan dari uji t
untuk sampel independen. Jika uji t hanya dapat membandingkan dua sampel
independen, ANAVA dapat membandingkan dua atau lebih sampel independen secara
bersamaan.
Dalam ANAVA, variabel independen
adalah variabel kategoris yang mendefinisikan kelompok yang dibandingkan
(misalnya: metode pengajaran, jenjang kelas, atau gender). Variabel terikat
adalah variabel yang diukur yang rata-ratanya dibandingkan (misalnya: nilai tes
fisika, tingkat kepuasan kerja, atau tes kecemasan).
Ada beberapa asumsi yang harus
dipenuhi dalam ANAVA: (a) Terdiri dari kelompok-kelompok independen (b)
Variabel dependen diukur pada skala interval atau rasio (c) Variabel dependen
terdistribusi normal dalam populasi (d) Skor-skor yang diperoleh dari
sampel-sampel yang random (e) Variannya homogen di antara kelompok-kelompok
(asumsi homogenitas varians). Dua asumsi pertama (a dan b) harus selalu
dipenuhi. Asumsi c dan d seringkali sulit dipenuhi dalam pendidikan dan ilmu
perilaku. Namun, bahkan jika kita tidak dapat menentukan bahwa pengambilan
sampel acak digunakan, kita secara umum dapat memenuhi persyaratan bahwa sampel
tidak bias. ANAVA dianggap sebagai statistik yang kuat yang tahan terhadap
beberapa pelanggaran asumsi ketiga dan keempat, dan empiris studi menunjukkan
bahwa tidak ada konsekuensi negatif yang serius jika asumsi ini tidak
sepenuhnya terpenuhi. Asumsi terakhir (e) dapat diuji dengan menggunakan uji
khusus, seperti uji F, di mana varians terbesar dibagi dengan varians terkecil.
ANAVA Dua Jalur Uji ANAVA dapat
diterapkan pada penelitian dengan lebih dari satu variabel bebas/independen.
Sebagai contoh, kita dapat mempelajari hubungan antara dua variabel independen
dan variabel dependen. Ketika ada dua variabel independen, desainnya disebut
analisis varians dua jalur (Leech, et al., 2005; Howell, 2011; Morgan, et al.,
2011; Ravid, 2011). Secara umum, ketika dua atau lebih variabel 4 independen
dipelajari dalam ANAVA, desainnya disebut analisis varians faktorial. Variabel
independen juga bisa disebut faktor ketika membahas ANAVA.
Statistik Non-Parametrik
yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya
menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak
berdistribusi normal.
Ø Keunggulan
1. Asumsi
dalam uji-uji statistik non-parametrik relatif lebih sedikit (lebih longgar).
Jika pengujian data menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang
mendasari uji statistik parametrik (misalnya mengenai sifat distribusi data)
tidak terpenuhi, maka statistik non-parametrik lebih sesuai diterapkan
dibandingkan statistik parametrik.
2. Perhitungan-perhitungannya
dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah, sehingga hasil pengkajian segera
dapat disampaikan.
3. Untuk
memahami konsep-konsep dan metode-metodenya tidak memerlukan dasar matematika
serta statistika yang mendalam.
4. Uji-uji
pada statistik non-parametrik dapat diterapkan jika kita menghadapi
keterbatasan data yang tersedia, misalnya jika data telah diukur menggunakan
skala pengukuran yang lemah (nominal atau ordinal).
5. Efisiensi
teknik-teknik non-parametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode parametrik
untuk jumlah sampel yang sedikit
Ø Kekurangan
1. Jika
asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametric
meskipun lebih cepat dan sederhana, akan menyebabkan pemborosan informasi.
2. Prinsip
perhitungan dalam statistik non-parametrik memang relatif lebih sederhana,
namun demikian proses/tahapan perhitungannya seringkali membutuhkan banyak
tenaga serta membosankan.
3. Jika
sampel besar, maka tingkat efisiensi non-parametrik relatif lebih rendah
dibandingkan dengan metode parametrik.
Beberapa Uji Non Parametrik yang seringkali
digunakan dalam sebuah penelitian adalah sebagai berikut
a. Uji
tanda
b. Uji
Peringkat 2 Sampel Wilcoxon
c. Uji
Korelasi Peringkat Spearman
d. Uji
Konkordansi Kendall
e. Uji
Run(s)
f.
Uji Median
g. Uji
chis quare
Prosedur
untuk data dari sampel tunggal, Prosedur bertujuan
untuk menduga dan menguji hipotesis parameter populasi seperti ukuran nilai
sentral. Dalam statistik parametrik, ukuran nilai sentral yang umum adalah
rata-rata dan median, dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t. Namun
demikian, uji t memiliki asumsi bahwa populasi dari sampel yang diambil berdistribusi
normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, akan mempengaruhi kesimpulan pengujian
hipotesis. Prosedur non parametrik untuk menduga nilai sentral untuk sampel
tunggal ini diantaranya adalah uji tanda untuk sampel tunggal dan uji peringkat
bertanda Wilcoxon. Selain pengukuran tendensi sentral, juga terdapat prosedur
non parametrik lainnya untuk sampel tunggal dalam pengukuran proporsi populasi
(yaitu uji binomial) dan uji kecenderungan (trend) data berdasarkan waktu
(yaitu uji Cox-Stuart)
Prosedur
untuk sampel independen. Prosedur ini digunakan ketika kita
ingin membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel yang tidak sama
(bebas). Misalnya sampel yang diambil berasal dari dua populasi yaitu populasi
rumah pedagang sate dan populasi pedagang bakso, dan ingin membandingkan rata-rata
pendapatan diantara kedua kelompok pedagang ini. Dalam statistik parametrik, untuk
membandingkan membandingkan nilai rata- rata dua kelompok independent, dapat digunakan
uji t (t-test). Untuk nonparametrik, alternatif pengujiannya diantaranya adalah
Wald-Wolfowitz runs test, Mann-Whitney U test dan Kolmogorov- Smirnov
two-sample test. Selanjutnya, jika kelompok yang diperbandingkan lebih dari
dua, dalam statistik parametric dapat menggunakan analisis varians (ANOVA/MANOVA),
dan pada statistic nonparametric alternatifnya diantaranya adalah analisis
varians satu arah berdasarkan peringkat Kruskal-Wallis dan Median test.
Prosedur
untuk Sampel dependen. Prosedur ini digunakan ketika ingin
membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel sama (berhubungan). Misalnya
ingin mengetahui perbedaan produktivitas kerja, dengan pengukuran dilakukan
pada sampel pekerja yang sama baik sebelum maupun sesudah pelatihan dilakukan. Pada
statistik parametrik, jika ingin membandingkan dua variabel yang diukur dalam sampel
yang sama, dapat menggunakan uji t data berpasangan. Sebaliknya, alternatif
non- parametrik untuk uji ini adalah Sign test dan Wilcoxon’s matched pairs
test. Jika variable diteliti bersifat dikotomi, dapat menggunakan McNemar’s
Chi-Square test. Selanjutnya, jika terdapat lebih dari dua variabel, dalam
statistik parametrik, dapat menggunakan ANOVA. Alternatif nonparametrik untuk
metode ini adalah Friedman’s two-way analysis of variance dan Cochran Q test.
Komentar
Posting Komentar