Makalah Penilaian Berbantuan Komputer
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer semakin pesat
dan sudah merambah ke berbagai bidang kehidupan. Pertumbuhan yang pesat ini
juga mengakibatkan ketergantungan suatu pekerjaan terhadap komputer. Hal ini
dikarenakan teknologi komputer dapat membantu kelancaran suatu pekerjaan bahkan
dapat mempengaruhi perkembangan suatu sistem. Salah satu bidang kehidupan yang
terpengaruh oleh kemajuan teknologi adalah bidang pendidikan. Sekolah yang
ingin terus meningkatkan kualitas sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi
komputer untuk kelancaran kegiatannya, salah satunya dalam pengolahan hasil
belajar siswa.
Sesuai dengan Permendikbud No. 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan
pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian
kompetensi oleh pendidik dilakukan dengan tujuan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimilikinya dan kemampuan yang diharapkan secara kontinyu atau
berkesinambungan. Penilaian ini juga untuk memberikan umpan balik atau feed
back kepada pendidik agar dapat memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran
yang dilakukan.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka
diperlukan suatu sistem penilaian yang dapat digunakan untuk mengelola nilai
dari proses pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien dalam satu wadah. Selain
itu perlu ada suatu media yang dapat membuat diskusi antar guru menjadi lebih
efektif, dapat dilakukan setiap saat dan dimanapun untuk melakukan penanganan
lanjutan dari penilaian tersebut, maka dari
itu wadah yang cocok adalah menggunakan penilaian berbantuan computer agar
dapat memudahkan pekerjaan pendidik dan dapat melakukan penilaian dengan dengan
cepat dan tepat. Makalah ini akan menjelaskan salah satu contoh tes dan
penilaian berbasis computer salah satu instrumen penilaian yang bisa
digunakan adalah yaitu penilaian berbasis Computer Based Test (CBT).
Program CBT (Computer Based Test) ini mempunyai peran yang sangat penting dalam
melaksanakan proses penilaian pembelajaran untuk setiap kegiatan penilaian. Selain itu, peran sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Lembaga Pendidikan
tersebut harus menunjang agar program tersebut berhasil diterapkan, sehingga
bagi Lembaga pendidikan yang
belum memiliki sarana dan prasarana penunjang program CBT (Computer Based Test)
secara penuh, maka tidak akan
bisa menggunakan program CBT tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
penilaian?
2. Apa
salah satu contoh tes dan penilaian berbantua computer?
3. Apa
keuntungan menggunakan tes dan penilaian berbantuan computer?
C. Tujuan
1.
Dapat memahami arti
dari penialaian
2.
Dapat mengetahui contoh tes dan
penilaian berbantuan computer
3.
Dapat menegetahui keuntungan
menggunakan tes dan penilaian berbantuan komputer
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penilaian Pembelajaran
Penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam
pembelajaran, posisinya dapat disetarakan dengan penetapan tujuan dalam proses
pembelajaran. Sehingga penilaian menjadi penting mengingat pengaruhnya
dirasakan oleh peserta didik. Selain itu, pengaruh dari penilaian juga bisa
menjadi bahan acuan dari tenaga pendidik untuk melihat keberhasilan dari proses
belajar. Maka dari itu, pencapaian kompetensi dan efektivitas proses belajar
hanya dapat diketahui jika dilakukan penilaian yang komprehensif dan akurat (Sofyan dkk, 2006).
Sebelum
melakukan penilaian harus didahului oleh kegiatan
pengukuran. Karena itu, untuk memperoleh hasil penilaian yang benar, maka kegiatan
pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang akurat. Sehingga
diharapkan hasil dari pengukuran merupakan sesuatu yang bisa dipercaya
kebenarannya. Pengukuran memiliki arti adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu. Biasanya pengukuran menghasilkan data numerik
atau angka dan lebih bersifat kuantitatif (Sofyan dkk, 2006).
Cordell & Fisher dalam (Rukmana,
2016) menyebutkan bahwa penilaian yang efektif membetuk peserta
didik sebagai pebelajar yang bermanfaat dan berfaedah pada tujuan
akhirnya.penilaian memberikan kesempatan pendidik untuk meninjau hasil kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian
kegiatan penilaian dapat digunakan untuk menentukan keputusan keputusan selama proses pembelajaran masih berjalan dan
dianggap sebagai upaya mengintegrasikan kegiatan pengukuran hasil belajar
dengan keseluruhan proses pembelajaran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran. Penilaian yang menekankan apa
yang seharusnya dinilai baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen
penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di SK (Standar
Kompetensi) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Penilaian hasil belajar merupakan sesuatu yang penting
karena penilaian yang dilakukan secara esensial bertujuan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dan sekaligus mengukur
keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi yang ditentukan. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidik dapat melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukan baik terhadap metode, strategi,
media, model pembelajaran dan hal lain yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar itu tepat dan efektif atau sebaliknya (Rukmana,
2016).
Nurhadi (2009) menjelaskan pengertian asessment adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu
diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses
pembelajaran dengan benar. Asesmen menekankan proses pembelajaran, maka data
yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta
didik pada saat melakukan proses pembelajaran.
B. Penilaian Autentik
Kemampuan peserta didik mengikuti pembelajaran dapat
diketahui melalui penggunaan instrumen asesmen sebagai alat evaluasi. Arikunto
(2013) mendeskripsikan alat sebagai suatu alat evaluasi yang dapat digunakan
untuk mepermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara
lebih efektif dan efisien. Selaras dengan kebijakan Kurikulum 2013, Kemendikbud
(2013) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah, “Penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan”.
Dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik merupakan proses
pengumpulan informasi oleh pendidik secara utuh tentang perkembangan dan
pencapaian kompetensi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik penilaian yang mampu
mengungkap, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
sekaligus pembelajaran bermakna telah tercapai. Penilaian autentik yang
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks dan kontekstual, memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific) dalam pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013.
Arikunto (2013) menyatakan kata “instrumen” biasa disebut
juga dengan kata “alat”. Dengan demikian, instrumen evaluasi juga dikenal
dengan alat evaluasi. Arifin (2012) mengkategorikan karakteristik alat ukur
(evaluasi) yang baik menjadi 8, yaitu:
1. Valid, artinya suatu alat
ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur yang hendak diukur secara
tepat.
2. Reliabel, artinya suatu alat
ukur dapat dikatakan reliabel atau handal jika mempunyai hasil yang taat asas
(consistent).
3. Relevan, artinya alat ukur
yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator yang telah ditetapkan. Alat ukur juga harus sesuai dengan domain
hasil belajar, seperti domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
4. Representatif, artinya
materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi yang
disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila guru menggunakan silabus sebagai
acuan pemilihan materi tes. Guru juga harus memperhatikan proses seleksi
materi, mana materi yang bersifat aplikatif dana mana yang tidak, mana yang
penting dan mana yang tidak.
5. Praktis, artinya mudah
digunakan. Kepraktisan ini bukan hanya dilihat dari sisi pembuat alat ukur,
tetapi juga bagi orang lain yang ingin menggunakan alat ukur tersebut.
6. Deskriminatif, artinya
adalah suatu alat ukur harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun. Semakin baik suatu alat
ukur, maka semakin mampu alat ukur tersebut menunjukkan perbedaan secara
teliti. Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur cukup deskriminatif atau tidak,
biasanya didasarkan atas uji daya pembeda alat ukur tersebut.
7. Spesifik, artinya suatu alat
ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur
tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivalensi atau
spekulasi.
8. Proporsional, artinya suatu
alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit,
sedang, dan mudah.
Perolehan hasil penilaian yang akurat membutuhkan instrumen
yang dapat mengungkapkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik secara
mendalam, mampu mengukur kemampuan berpikir peserta didik, dan dapat digunakan
secara praktis. Arikunto (2013) menggolongkan teknik evaluasi menjadi 2 macam
yaitu, teknik nontes dan teknik tes. Teknik nontes tergolong menjadi beberapa
macam diantaranya, skala bertingkat (rating scale), kuesioner (questionair),
daftar cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan (observation), dan
riwayat hidup. Sedangkan teknik tes dibagi menjadi 3, yaitu tes diagnostik, tes
formatif, dan tes sumatif.
C. Penilaian Berbantuan
Komputer
Mengatasi keterampilan terintegrasi baik untuk tujuan pembelajaran
dan penilaian dalam studi masa depan untuk meningkatkan keaslian, keterlibatan,
kompetensi, dan kinerja dengan mengambil keuntungan dari keterjangkauan
interaktif, dinamis dan adaptif yang tersedia di komputer saat ini (Bahari,
2021)
Sistem Computer Based Test (CBT) atau pelaksanaan evaluasi
dengan berbantuan komputer merupakan turunan atau pengembangan sistem Computer
Assisted Instructional (CAI) atau pembelajaran berbantuan komputer yang
dikhususkan pada bidang garapan evaluasi meliputi kumpulan-kumpulan soal dan
proses penskoran otomatis, media audio, video dan interaktif serta autorun.
(Novrianti, 2014).
Beberapa keuntungan sistem Computer Based Test (CBT)
meliputi kemasan soal lebih menarik karena disampaikan secara multimedia, tidak
menggunakan pena dan kertas, mengurangi biaya, uji penghitungan skor valid,
menghemat waktu, lebih cepat dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari
pelaksanaan tes. Computer Based Test (CBT) dapat menggunkan software apapun
dalam praktik atau penerapannya dengan ketentuan memenuhi kriteria sebagai
tools atau alat pelaksana tes hasil belajar (Candra
Rolisca & Achadiyah, 2014)
Banyak negara
yang menggunakan penilaian berbasis komputer. Penialaian ini telah menjadi standar dan menjadi semakin menarik untuk
departemen pendidikan, legislatif, dan pembuat kebijakan lainnya. Adanya media teknologi informasi komunikasi maka akan
memudahkan komunikan (guru) dan komunikator (siswa) dalam melakukan proses evaluasi,
hal ini terbukti dari tingkat presentase angket yang menyatakan evaluasi
membantu dan memudahkan dalam kegiatan evaluasi yaitu 100% dari ahli media,
100% dari ahli materi dan 95% dari pengguna (Candra Rolisca &
Achadiyah, 2014)
Instrumen tes berbasis komputer merupakan alat yang sangat
menjanjikan untuk pengukuran pendidikan. Instrumen ini menawarkan potensi yang
tinggi serta nilai tambah dibandingkan dengan tes kertas dan pensil (Martin,
2008).
Penggunaan instrumen penilaian berbasis CBT (Computer Based
Test) juga didukung oleh Sutrisno (2012) yang menyatakan bahwa kecenderungan
penggunaan bahan kertas dapat dikurangi sehingga mengurangi biaya pembelian
kertas dan bahan-bahan lainnya. Selaras dengan teori yang dikemukakakan Hamid
(2016) yang menyatakan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, teknik tes tertulis yang awalnya menggunakan alat dan cara yang
konvensional yaitu menggunakan kertas dan alat tulis serta manusia dalam
pengoperasiannya mulai terbantukan dengan komputer serta alat-alat TIK lainnya.
Keuntungan penggunaan komputer sebagai media dalam evaluasi
pembelajaran sangat beragam. Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan TIK
diataranya adalah: (1) Komputer bisa melakukan pekerjaan dalam waktu yang
singkat dan cepat, (2) dapat melakukan pekerjaan yang berulang secara
konsisten, (3) dapat melakukan pekerjaan secara tepat dan memperkecil human
error, (4) dengan kecepatan, kekonsistenan dan ketepatan, maka kita dapat
memperkirakan bahwa keputusan yang dihasilkannya dapat dipercaya dan hasil yang
sama bisa diperoleh berulang kali, (5) meningkatkan produktivitas dan
kreativitas.
Computer Based Test (CBT) adalah sistem evaluasi berbantuan
komputer yang bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan penilaian, baik
penskoran, pelaksanaan tes maupun efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya. Tes
nantinya akan berbantuan media dan pelaksanaannya pun menggunakan komputer.
Computer Based Test (CBT) membantu untuk mempercepat umpan balik (Arifin, 2013).
Ada banyak keuntungan melakukan tes melalui komputer,
diantaranya: mengijinkan melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta,
mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis,
menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes
menggunakan kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasil tes. Sedangkan
kerugiannya yaitu, adanya ketergantungan dengan peralatan seperti komputer,
membutuhkan lab. komputer yang memadai (secara hardware dan software serta
jumlah), jika sistem Computer Based Test (CBT) bermasalah dalam pelaksanaan tes
berbasis komputer akan tertunda, maka membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan
komputer
(Arifin, 2013).
Ada beberapa prosedur untuk menggunakan CBT (Computer Based
Test), antara lain
(Novarianty, 2014):
a. Pengguna harus memastikan
kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan CBT. Seperti 1 unit PC
untuk setiap siswa dan dilengkapi dengan CD (compact disk) CBT.
b. Soal dikemas dalam bentuk aplikasi
yang sudah terinstal atau CD yang dimasukkan kedalam CD room yang terdapat pada
PC.
c. Soal akan langsung muncul
seketika aplikasi dijalankan.
d. Soal berupa test obyektif
berbentuk pilihan ganda (multiple choice item)
e. Baca dan silahkan dilihat
terlebih dahulu video demo serta petunjuk umum dan khusus penggunaan CBT.
f.
Soal akan berlanjut setelah pengguna menjawab soal
sebelumnya, tanpa bisa mengulanginya kembali. Sebagai upaya mengurangi kegiatan
untuk saling mencontek.
g. Soal berjumlah 20 butir yang
terdiri dari pilihan ganda.
h. Skor soal akan muncul
setelah pengguna menjawab soal semuanya (automatic scoring)
i.
Masing-masing soal diberikan durasi waktu untuk menjawab
selama waktu yang telah ditentukan. Jika melebihi waktu yang diberikan akan
muncul peringatan waktu telah habis.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi yang telah di paparkan dalam materi kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa: 1) penilaian adalah suatu kegiatan sistematis yang dilakukan
olehn seorang guru untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswanya dalam
proses pembelajaran. 2). Salah satu contoh tes dan penilaian berbantuan
computer yang paling sering digunakan adalah Computer Based Test (CBT).
3). Keuntungan yang diperoleh seorang guru jika melakukan tes dan penilaian
berbantuan computer dapat membantu meringankan beban guru dalam melakukan
penelitian.
Penilaian berbasis computer telah banyak dilakukan, karena penilaian
berbantuan komputer ini adalah salah satu solusi yang dapat digunakan dalam
penilaian denga tepat dan cepat. Hal ini karna computer dapat bekerja dengan
cepata jika dibandingkan dengan memberikan peniliaian secara manual.
B. Saran
Makalah ini kami tulis
untuk memenuhi tugas matakuliah Penilaian Autentik dalam Pendidikan Fisika dan
tentunya memiliki banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran pembaca untuk meningkatkan kemampuan dalam Menyusun makalah.
Daftar Pustaka
Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran
(Edisi Revisi). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian
Agama RI.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: Rosdakarya.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bahari, A. (2021). Computer-assisted language proficiency
assessment tools and strategies. Open Learning, 36(1), 61–87.
https://doi.org/10.1080/02680513.2020.1726738
Candra Rolisca, R. U., & Achadiyah, B. N. (2014).
Pengembangan Media Evaluasi Pembelajaran Dalam Bentuk Online Berbasis
E-Learning Menggunakan Software Wondershare Quiz Creator Dalam Mata Pelajaran
Akuntansi Sma Brawijaya Smart School (Bss). Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, 12(2). https://doi.org/10.21831/jpai.v12i2.2706
Hamid, M. A. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil
Belajar Siswa Berbasis TIK pada Pembelajaran Dasar Listrik Elektronika.
VOLT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 1(1), 37-46.
Kemendikbud. (2013b). Buku Siswa:
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Martin, R. 2008. New Possibilities and
Challenges for Assessment through the Use of Technology. Journal JRC
Scientific and Technical Reports,pp 5-9
Rukmana, T. (2016). Keterlaksanaan Penilaian Autentik Mata
Pelajaran Fisika SMA Negeri The Feasibility of Authentic Assessment on Physics
Subject at State Senior High Schools. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(1),
111–121.
Sutrisno, S. 2012. Kreatif Mengembangkan
Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.
Komentar
Posting Komentar