Penlaian Autentik (AFL)
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Fisika
(Asesmen For Learning, Asesmen Of Learning dan Asesmen As learning)
By: Hidayatullah Hana Putra
Assessment for Learning adalah proses mencari dan menafsirkan bukti
untuk digunakan oleh pelajar dan guru untuk memutuskan di mana pelajar berada dalam
pembelajaran mereka, di mana mereka harus pergi dan cara terbaik untuk sampai
ke sana (Swaffield, 2011).
Klenwoski (2009) dalam Swaffield (2011) dijelaskan bahwa AfL adalah
bagian dari praktik sehari-hari oleh siswa, guru dan rekan-rekan dalam mencari,
merenungkan dan menanggapi informasi dari dialog, demonstrasi dan observasi
dengan cara yang meningkatkan pembelajaran yang sedang berlangsung. Garis besar tujuan dari
pelaksanaan AfL dalam pembelajaran di kelas adalah dapat digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas belajar mengajar dan untuk mendukung siswa dalam membuat
kemajuan yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi dan pencapaian siswa.
AfL ini sangat berperan penting dalam
pebelajaran, terutama guru. Perencanaan,
penyusunan dan pelaksanaan AfL juga harus mempertimbangkan dan memperhatikan
hal-hal yang penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan bukan sekedar terkait
cakupan materi apa saja yang telah dipelajarkan, namun juga memperhatiakn
kondisi dan kemampuan siswa. Hasil dari AfL ini tentunya akan sangat berguna
bagi guru dalam mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan untuk nantinya
diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Selain itu juga berguna
bagi siswa untuk mengetahui capaian mereka.
Berikut
ini hal yang termasuk daftar assessment untuk awal pelajaran antara lain:
1. Apakah
guru menyapa murid saat mereka tiba?
2. Apakah
guru memiliki hasil belajar yang jelas yang menyatakan aspek pembelajaran dan
konteksnya?
3. Apakah
siswa mengetahui dan memahami kriteria keberhasilan atau penanda kemajuan? dll
Berikut
ini hal yang termasuk daftar assessment untuk inti pelajaran:
1.
Sudahkah guru merencanakan kegiatan yang
melibatkan peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berpikir?
2.
Sudahkah
guru mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda dalam kegiatan perencanaan dan
selama proses penilaian?
3.
Pernahkah guru memikirkan proses penilaian
untuk pembelajaran?
4.
Apakah siswa secara aktif terlibat dalam
pembelajaran mereka sendiri dan langkah selanjutnya? dll
Penilaian dalam AFL (Assessment For Learning)
1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana
siswa diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan
yang mendalam, serta keterampilan dalam berbagai macam konteks (Majid, 2006).
Penilaian berbasis kinerja memiliki minimal tiga karakteristik:
a. Kriteria ganda (multiple criteria), artinya kinerja peserta
didik dinilai berdasarkan lebih dari satu kriteria.
b. Spesifik berdasarkan standar-standar kualitas (prespecified
quality standards), yaitu pada masing-masing kriteria dimana kinerja siswa
dinilai secara jelas terdefinisikan dalam evaluasi berkelanjutan terhadap
kualitas kinerja siswa.
c. Penilaiannya bersifat pendapat (judmental appraisal), artinya
penilaian berbasis kinerja tidak bisa lepas dari faktor pendapat seseorang
(subjektivitas). Ini berbeda dengan tes pilihan ganda yang dapat menggunakan
program penilian tanpa melibatkan pendapat seseorang, sehingga lebih obyektif.
2. Penilaian Portofolio (Portofolio Assessment)
Portofolio Assessment atau Penilaian portofolio merupakan sistem pengumpulan karya- karya
siswa yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan siswa sesuai dengan tujuan
instruksional (Valencia, 1991). Contoh- contoh portofolio meliputi: menulis
sample, melukis, membaca logaritma, audio atau video-tape, dan komentar
guru/siswa pada kemajuan yang telah dicapai siswa. Salah satu fitur dalam
penilaian portofolio ini adalah keterlibatan siswa dalam menyeleksi sample-
sample karya mereka sendiri, untuk menunjukan perkembangan atau proses
pembelajaran.
3. Penilaian Afektif (Affective Assessment)
Secara umum pengertian afektif adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sehingga penilaian ranah
afektif dapat diartikan sebuah penilaian yang fokus pada ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Penilaian afektif digunakan untuk menilai perilaku dan
sikap siswa dalam segala interaksi selama menimba ilmu di sekolah. Guna melihat
perkembangan anak tersebut dan membantunya selama pembentukan jati diri dalam
masa belajar di sekolah.
Menurut Popham dalam Imtihan dkk (2017)
lebih jauh menjelaskan pentingnya ranah afektif dengan menghubungkan kepada
perilaku masa depan. Dia menyatakan, variabel afektif seperti sikap, minat, dan
nilai-nilai dalam diri siswa adalah variabel penting yang mempengaruhi perilaku
di masa depan. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran saat ini akan cenderung mengejar belajar di
masa depan.
Manfaat
AFL salahsatunya meningkatkan kepercayaan diri, AFL membantu menciptakan rasa
self-efficacy (keyakinan pelajar dalam kemampuan mereka untuk mencapai target
melalui kerja keras dan tekad). Ini adalah kualitas penting bagi peserta didik
untuk berkembang. Self-efficacy akan membantu mereka sukses sepanjang hidup
mereka, baik secara profesional maupun pribadi. Seorang siswa yang menerima
nilai ujian yang buruk dapat menarik diri dari pembelajaran, lebih suka
dianggap 'malas' daripada 'bodoh'. Dengan pendekatan AFL, guru memberikan siswa
umpan balik tugas khusus yang berfokus pada pekerjaan daripada umpan balik
khusus ego yang berfokus pada kualitas pribadi pelajar.
Komentar
Posting Komentar