Assesment Miskonsepsi
Assesment
Miskonsepsi
Hidayatullah
Hana Putra
210321868030
Miskonsepsi merupakan ketidaktepatan antara konsep yang dipunyai
siswa dengan pengetahuan ilmiah. Miskonsepsi dalam pemahaman konsep memiliki
pendapat yaitu siswa mendapatkan informasi mengenai dunia baik dari sekolah
atau bukan, siswa akan membangun pengetahuan yang disebut “teori naif” tentang
bagaimana dunia ini, dimana pengetahuan itu seringkali tidak sesuai dengan
teori ilmiah.. Maka dari itu, siswa ketika belajar di dalam kelas bukan
bertindak sebagai papan yang kosong dimana dapat digunakan sebagai menulis
konsep yang benar. Pengalaman siswa mengenai dunia yang bekerja dapat diberikan
contoh yaitu ketika terdapat sebuah daun yang jatuh dari pohon dan batu yang
dijatuhkan dari gedung bertingkat, dari pengamatan ini dan atau pengamatan yang
lain akan membangun anggapan bahwa benda yang memiliki berat lebih besar akan
sampai di tanah lebih cepat daripada yang ringan.
Miskonsepsi Fisika tidak hanya berasal dari siswa saja, tetapi juga
dari guru, buku ajar, dan alat evaluasi. Guru yang tidak menguasai materi
(bahan ajar) atau pemahaman yang tidak benar tentang sesuatu konsep akan
menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi Penguasaan bahan ajar yang kurang, disebabkan karena kualitas guru yang masih
kurang.
Asesmen Miskonsepsi Fisika
Miskonsepsi dapat diminimalisir dengan cara melakukan identifikasi
sedini mungkin. Salah satu bentuk identifikasi miskonsepsi adalah dengan
memberikan tes diagnostik kepada siswa. Tes diagnostik ini diyakini dapat
membantu guru dalam menemukan miskonsepsi siswa.
Manfaat Asesmen Miskonsepsi
1.
Membantu
guru untuk melakukan penilaian formatif dan diagnostik sebagai dasar melakukan
evaluasi.
Penilaian
formatif dan diagnostik pada dasarnya memiliki persamaan tujuan dalam proses
evaluasi hasil belajar siswa yaitu: selain untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa juga digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa saat proses
pembelajaran agar guru dapat mempertimbangkan dan memutuskan lagi kebijakan
program pembelajaran yang sudah disusun.
2.
Pengembangan three tier tes diagnostic bersifat praktis
dan ekonomis.
Proses pembuatan dan pengembangan
instrumes tes pada dasarnya memiliki ciri utama agar dapat dikatakan
berkualitas baik, diantaranya adalah bersifat praktis dan ekonomis. Hal ini
dikuatkan bahwa ciri tes yang baik adalah segi praktibilitas yang artinya mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaan dan dilengkapi petunjuk pengerjaan yang jelas
dan ekonomis yang artinya dalam pembuatan tes tidak membuthkan biaya besar,
tenaga yang banyak dan waktu lama. Pengembangan produk ini memenuhi syarat
tersebut karena terdapat kemudahan dalam proses pengambilan data hasil belajar
dan proses rekapitulasi data hasil belajar yang outputnya otomatis akan keluar
cepat dan tepat setiap siswa selesai mengerjakan, bahkan tidak berbayar sama
sekali saat di integrasikan dengan google form sehingga guru dapat leluasa
dalam pemanfaatannya.
3.
Membantu
guru untuk menstimulasi siswa agar lebih mengenal kondisi lingkungan sekitar
baik fisik dan sosial secara faktual.
Instrumen Asesmen Miskonsepsi
Dalam asesmen miskonsepsi terdapat beberapa tool yang dapat
diguankan untuk asesmen miskonsepsi, salah satu tool yang dapat
digunakan yaitu dengan menggunakan tes diagnostik Multiple-tier. Multiple-tier
terdiri dari tes one-tier, tes two-tier, tes three-tier, dan tes four-tier.
Isntrumen yang akan dibahas pada makala ini adalah tes four-tier. Pemilihan tes
four-tier karena dianggap paling meyakinkan dalam mengetahui miskonsepsi siswa
karena terdapat empat tingkatan pertanyaan. Four-tier diagnostic test (tes
diagnostik empat tingkat) merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan
ganda tiga tingkat. Pengembangan tersebut terdapat pada ditambahkannya tingkat
keyakinan siswa dalam memilih jawaban maupun alasan. Pertanyaan pertama yaitu
berisi soal konseptual berformat pilihan ganda dimana disajikan pilihan jawaban
yang mengecoh. Pertanyaan kedua berisi mengenai keyakinan siswa dalam memilih
opsi yang dipilih oleh siswa. Pertanyaan kegita mengenai alasan siswa dalam
memilih opsi yang dipilih siswa. Petanyaan keempat berisi tentnag keyakinan
siswa dalam milih opsi alasan yang dipilih.
Komentar
Posting Komentar